Etika Bersosial Media

Etika adalah melihat dari sudut baik dan buruknya terhadap suatu perbuatan manusia. Yang mencakup hal benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab manusia.

Dan sosial media adalah bersosialisasi menggunakan media online. Jadi pengguna media sosial dapat dengan mudah untuk mengikuti, berpartisipasi dan berbagi dengan menggunakan media online tersebut.

Beberapa pengguna sosial media sekarang-sekarang ini banyak dihuni oleh para remaja. Bahkan hampir semua jejaring sosial mereka memilikinya. Contohnya seperti facebook, twitter, blog, instagram, path dan lain-lain. Karena tidak ingin dibilang kuno dan ketinggalan jaman oleh sekeliling temannya. Ditambah teknologi yang terus kian maju dan rasa kurang puas manusia yang tak pernah terpenuhi.

Memang, sosial media berdampak baik dan juga berdampak buruk. Sehingga menimbulkan etika-etika sosial media. Banyak yang menggunakan sosial media untuk kegiatan-kegiatan yang positif, seperti untuk berbisnis, berjualan, berkomunikasi dengan sahabat dan kerabat. Dan ada pula yang menggunakan sosial media sebagai tempat penipuan, menghina kelompok-kelompok tertentu, dan kejahatan lainnya. Etika seperti itulah yang seharusnya dihilangkan dalam bersosialisasi online.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari sisi negatif bersosial media, selayaknya kita memang harus melihat diri kita sendiri. Apakah etika bersosial media kita sudah baik? Apakah kita sudah menghargai antarsesama pengguna sosial media? Berikut etika-etika menurut saya yang harus diperhatikan:

Informasi pribadi kita yang tidak mencolok. Mencolok di sini maksudnya adalah tidak mengumbar-umbar foto-foto, video, alamat detail, nomor-nomor telepon atau handphone yang dapat dihubungi.

Berbicara sopan santun, tidak rasis, agamis dan sukuis. Tidak berkata kasar. Sudah selayaknya kita menghargai ras antarsesama manusia. Apalagi, di Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Tidak menghina saudara-saudara kita yang berkulit hitam. Begitu pula dengan umat-umat beragama yang berbeda dan suku-suku yang beragam. Hargailah semboyan negara kita “Berbeda-beda namun tetap satu jua”. Itulah yang menuntun kita untuk ke kehidupan yang layak, damai dan sejahtera dalam bernegara.

Hindari yang berbau pornografi dan provokatif. Karena dua hal tersebut sering kali berakhir dengan tindakan kriminal. Seperti penculikan dan pemerkosaan setelah terkena penipuan. Dan juga kata-kata provokatif yang negatif yang membuat beberapa kelompok dan berbagai pihak geram yang pada akhirnya mengundang tindakan kriminal dari pada kelompok dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Kesimpulannya, walau kita dapat mengkases internet dan bersosial media bebas dan tanpa batas, bukan berarti tanpa etika. Akan sangat baik jikalau kita tetap sopan santun saat berinteraksi. Jangan sampai diri kita merugikan dan dirugikan oleh orang lain. Ber-etikalah yang baik dalam bersosial media.
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Uyo Yahya
AUTHOR
20 Agustus 2014 pukul 09.49 delete

Pertamax, Gan!

Jadi intinya, dari poin-poin yang disebutkan di atas, bahwa bersosial media sama halnya dengan bersosialisasi di dunia nyata. Mesti beretika.

Reply
avatar